Banyak jenis pekerjaan yang cukup
berisiko untuk kesehatan.
Misalnya, banyak pekerja yang
mengembangkan penyakit paru
oleh karena lingkungan tempat
kerja yang tidak sehat. Jika mengetahui penyebabnya, risiko
penyakit paru pada para
pekerja dapat dicegah atau
setidaknya dapat menurunkan
risiko. "Sebagian besar jenis penyakit
paru akibat lingkungan kerja
dapat dicegah. Tindakan
pengendalian sederhana dapat
secara nyata mengurangi
paparan dan risiko," kata Philip Harber, MD, profesor dan
kepala Divisi Lingkungan Kerja di
UCLA. Kira-kira pekerjaan apa saja
yang memiliki risiko terhadapat
penyakt paru? Berikut 10 pekerjaan terburuk
bagi kesehatan paru-paru
pekerja seperti dikutip dari
Health, Senin (19/3/2012)
antara lain: 1. Pekerja konstruksi Pekerja yang menghirup debu
pada pembongkaran atau
renovasi bangunan dapat
berisiko terkena kanker paru-
paru, mesothelioma dan
asbestosis. Asbestosis merupakan penyakit
yang menyebabkan jaringan
parut di paru-paru. Pencegahan
yang dapat dilakukan adalah
dengan memakai alat pelindung,
termasuk respirator saat bekerja di sekitar bangunan
dan menghindari merokok. 2. Pekerja pabrik Pekerja pabrik dapat terkena
debu, bahan kimia, dan gas
yang menempatkan pada risiko
Chronic obstructive pulmonary
disease (COPD). 3. Praktisi medis Sekitar 8-12 orang yang
sensitif terhadap residu bubuk
yang ditemukan dalam sarung
tangan lateks adalah praktisi
medis. Sensitifitas tersebut dapat
menyebabkan reaksi asma tipe
berat. Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut
adalah membatasi paparan bila memungkinkan. 4. Pekerja tekstil Bisinosis, juga disebut brown
lung disease, adalah umum di
antara pekerja tekstil yang
membuat jok, handuk, kaus
kaki, seprei dan pakaian. Pekerja dapat menghirup
partikel yang dilepaskan dari
kain katun atau bahan lainnya.
Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan
memakai masker dan meningkatkan ventilasi di
lingkungan kerja. 5. Bartender Melayani minuman di ruangan
penuh asap menempatkan
bartender pada risiko tinggi
untuk penyakit paru-paru.
Terutama jika secara terpapar
perokok pasif selama bertahun- tahun. Saat ini, banyak negara yang
melarang merokok di restoran
dan bar. Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah
dengan sistem ventilasi yang
baik dalam lingkungan bar. 6. Pembuat kue "Pembuat kue menempati bagian
atas daftar pekerjaan yang
menyebabkan asma, yang
secara keseluruhan mencapai 15
persen kasus asma baru pada
orang dewasa. Pembuat kue yang terpapar
debu tepung berisiko sangat
signifikan mengembangkan
sensitisasi alergi. Tindakan
pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan ventilasi yang baik dan
penggunaan masker pelindung,"
kata Dr Harber. 7. Industri otomotif Asma dapat menjadi risiko
kesehatan paru bagi pekerja
dalam industri otomotif. Cat
auto spray seperti isosianat
dan produk poliuretan, dapat
mengiritasi kulit, menyebabkan alergi dan menyebabkan sesak
dada, dan kesulitan bernapas
yang parah. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan respirator,
sarung tangan, kacamata, dan
ventilasi dyang memadai. 8. Pekerja angkutan Supir truk, yang sering
membongkar muatan barang di
dermaga, dan pekerja industri
kereta api dapat berisiko untuk
COPD. Knalpot diesel adalah
faktor terbesar. Meskipun mesin sekarang
memancarkan gas buang diesel
yang lebih sedikit karena
perkembangan teknologi, diesel
knalpot masih tersebar luas.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah sedapat
mungkin menghindari area
knalpot diesel dan mengenakan
masker pelindung. 9. Pekerja pertambangan "Penambang berada pada risiko
tinggi untuk sejumlah penyakit
paru-paru, termasuk COPD,
karena paparan debu," kata Dr
Harber. Silika di udara yang juga dikenal
sebagai kuarsa dapat
menyebabkan silikosis.
Penambang batubara berisiko
untuk jenis lain dari penyakit
jaringan parut di paru yang disebut pneumokoniosis (paru-
paru hitam). Tindakan
pencegahan yang dapat
dilakukan adalah tidak merokok
dan menggunakan masker. 10. Pemadam kebakaran Petugas pemadam kebakaran
dapat menghirup asap dan
berbagai bahan kimia yang
mungkin ada dalam gedung atau
rumah yang terbakar. Meskipun perlengkapan
pelindung pernapasan telah
disediakan bagi pekerja, namun
kadang tidak selalu dipakai.
Paparan bahan beracun dan
asbes adalah risiko bahkan setelah api berhasil dipadamkan.
International Association of
Firefighters telah
merekomendasikan pemakaian
alat pelindung pernapasan pada
semua tahap pemadam kebakaran.